Wednesday 14 May 2014

Untuk Yang Pertama (Muara Dari Kagumku)

Ribu malam berlalu,apa kabarmu ? Langit menyapaku senyummu menghampiriku. Kepada lampu malam disekitarku aku bertutur kepadanya bahwa dulu, mereka tidak lebih cemerlang daripadamu,sekalipun pada siang,cerahmu tetaplah yang mutlak.
Aku ingat dulu bagaimana kamu begitu mudah mempesonaku, menjebakku pada kagum terhadapmu. Setiap pagi,pada kendaraan umum yang aku naiki aku bertaruh. Untuk bertemu denganmu,mencoba lebih dekat kepadamu dengan cara yang begitu bodoh. Ah ya,mungkin aku harus bercerita saat riang bunyi bel sekolah saat itu, kamu bercanda dengan temanmu dan aku terperangah olehmu, mungkin pelajaran hari itu keluar dari otakku,tercecer pada lantai kelas oleh karena kamu menjejal otakku.
Lucu jika aku mengingat hal hal kecil saat aku menemukanmu. Aku sempat bertanya pada diriku saat itu yang masih lugu “ini cinta ?” Sambil berjalan menjauh dari sekolah dan berisik kawan kawanmu. Pada jalanku menuju pulang langkahku dihiasi tanya dan kamu seolah membayang dihadapanku.
Masih saja tentang kamu yang pada hari kedua aku tahu bahwa kamu kakak kelasku,masih pada hal lucu ,sekarang saat aku berangkat menuntut ilmu,pagi itu cukup dingin dan hari itu aku berdesak pada kendaraan umum, sudah tidak ada kamu diotakku pagi itu,mungkin buai malam yang melelapkanku menghempaskanmu sejenak dari otakku. Aku duduk pada pojok kendaraan umum itu melihat lalu lalang kendaraan yang pada saat itu belum seramai sekarang , sampai kendaraan itu berhenti dan kamu masuk,dengan tidak peduli kamu duduk disampingku yang mengenakan seragam yang sama denganku. Aku melihatmu ,dengan nyata kau berada disampingku. Aku tidak tahu apa yang aku harus lakukan,mungkin dengan menyapamu akan memperburuk keadaan, maka jadilah aku hanya diam tak mempedulikanmu yang duduk disampingku. Pada bisu kita ,entah kenapa aku berpeluh pada dingin pagi yang masih saja aku rasakan. Didekatmu aku merasa gugup,sunyi menjadi pada kendaraan yang berisik,aku tak tahu apa yang terjadi saat itu. Aku hanya tahu bahwa aku harus bisa selalu berada didekatmu. Gugup ini menjadi candu.
Teruntukmu yang membuatku gugup pada pagi yang begitu dingin. Aku sudah lama tidak bertemu denganmu. Entahlah,masihkah aku gugup bila berada didekatmu. Tapi semoga kamu baik baik saja dan semoga tidak semua lelaki menjadi seperti aku saat bertemu denganmu. Selamat malam

No comments:

Post a Comment