Wednesday 14 May 2014

Kepada Angin

Kamu yang pernah membelaiku begitu lembut, syahdu yang pernah mengiringi kita pada musim panas. beberapa daun kau gugurkan mengisi romansa yang tak mampu berkutik dalam indahnya kita saat itu.
Kamu yang pernah menghidupkan benda mati, gerakmu yang begitu mistis begitu mengagumkan dibuatnya benda benda mati terperangah oleh karenamu. Aku ingat pesonamu dan jadilah aku merindu karenanya.
Apa kabarmu ? Semoga harimu masih baik seperti saat bersama aku, candamu masih seperti dulu ? Apa matamu masih berisi aku ? Siapalah aku dengan tanyaku.
Gelap bulan masih jauh dari purnama , pada surat cinta yang pertama aku menulis segenap rinduku padamu. Semu kala senjabersamamu masih membelit otakku buai dari waktu tak dapat menghilangkan kenangan itu.
Teruskan gerakmu tetaplah menjadi angin yang selalu membawa bahagia kepada setiap dari mereka yang kau belai dengan katamu. Kamu adalah bahagia, kamu adalah bintang yang menggaris atmosphare yang membawa ribuan harapan dari orang orang yang menitipkan doanya kepada Tuhan kepadamu.
Teruntuk anginku yang pernah membuaiku, yang menghempas pergi bersama awan bertiuplah kearahku, aku adalah mata angin yang harus kau bawa menuju mimpimu, Aku adalah daun yang hanya dapat menari jika kau menghempasku. Kemarilah, datanglah kepadaku.

No comments:

Post a Comment