Wednesday 14 May 2014

Candu dari Pelukmu

Aku setengah sadar,aku merasa ada lembut yang mendekapku dengan begitu fasih. Ada nafas hangat meniupi dadaku. Ada rambut halus diujung pelukku.
Teruntuk kamu yang meringkuk nyaman dalam pelukku, yang mencari cari hangat meski diluar surya masih menyengat. Kita seperti sepasang bayi kembar yang baru terlahir. Menikmati oksigen pertama kita setelah pacu nafas kita memburu dalam nafsu saat bercinta.
Aku menikmati pelukmu,begitu menikmatinya aku hingga aku tak berani bergerak,takut gerakku membangunkanmu,sekalipun keningmu adalah sasaran empuk,muara dari kecupku,aku takut membangunkanmu.
Melihatmu terlelap aku seperti dianugrahkan, aku menatap garis matamu yang tegas dimana saat ia terbuka aku melihat kristal peramal yang dapat melihat masa depan. Ya,dimatamu aku menaruhkan mimpiku,sesuatu yang kelak kau akan melihatnya menjadi kenyataan.
Kita begitu dekat saat kau masih terlelap dalam pelukan,hingga aroma tubuhmu meracuni setiap saraf diotakku. Begitu teracuninya aku sehingga menjadi candu,membuatku menghirupnya lagi dan lagi. Aku tak membutuhkan ekstasi untuk berfantasi.
Jika pelukmu adalah surga,maka neraka sekarang jauh dariku saat ini,didekatmu aku merasa sejuk meski es abadi meleleh dengan terik sehebat ini. Hanya kamu yang dapat memutar balikkan hukum semesta ini.
Sungguh aku menikmati pelukmu sayangku,meski cepat atau lambat ini akan berakhir, suatu saat aku akan meminta peluk yang sama,lagi dan lagi. Hingga aku terbiasa dalam peluk ini,hingga kelak keriput menggurat tubuhku. Aku akan tetap meminta peluk yang sama. Lagi dan lagi

No comments:

Post a Comment