Wednesday 14 May 2014

Teruntuk Bola Matamu

Demi apa aku terbangun pada pagi sedini ini ? Terlalu dini seperti kisah kita yang terlalu cepat berakhir. Entah ini pagi atau apa,aku tak kenal waktu selama kau masih jadi penguasa dalam otakku. Haruskah aku merangkai setiap dari embun menjadi bait agar kau tahu betapa dinginnya ucapku,lirih dari tulisanku.
Ini adalah pagi yang entah kenapa aku masih terjaga, menantinya atau memang waktu benar benar tentang kamu. Aku melalui setiap detikku dengan iman “satu detik aku lalui,maka satu langkah kau mendekatiku.” Jika benar seperti itu, berapa detik lagi agar aku mendengar derap langkahmu ? Aku belum mendengar derap yang sama setelah derap itu menjauh.
Tidakkah kau ingat,kita pernah tertawa tanpa alasan, tanpa sesuatu yang lucu disekeliling kita, kita pernah bahagia saat kita pernah bersama dan aku masih ingat kita tertawa entah karena apa. Senyummu seperti celah untuk menatap surga ,dengan tenang aku menikmatinya.
Kita bukan lagi seperti angsa yang sedang berenang bersama, riuh diantara bisu danau kala senja tiba. Sekarang kita seperti dua nahkoda pada bahtera yang sama dan namun ketika bahtera itu menghantam karang kau lari dengan sekocimu meninggalkanku dengan aku yang berusaha tetap mengapungkan bahtera kita. “Kita” sedang menuju ajal dimana jantung dari “kita” sedang berdegub lemas,aku memompanya dan kamu menari nari bersama tubuh barumu.
Semua harapan tidak haruslah diperjuangkan,aku belajar darimu. Terkadang mimpi terlalu tinggi untuk digapai sekalipun dengan melompat atau terbang. Terkadang mimpi itu terlihat kecil dan sederhana,akan tetapi ketika mimpi itu mendekat dan semakin dekat rentangan tangan sekalipun tak mampu mendekapnya. Hingga mimpi itu terus mendekat dan menerjang kita membuat kita terpelanting ketepian sedangkan mimpi itu berlari terus menjauh dari tatapan mata.
Aku bercerita kepada dinginnya pagi betapa hebatnya rindu ini tak pernah menjadi basi,sesuatu yang sudah tidak layak untuk dinikmati. Teruntuk bola matamu yang didalamnya pernah terdapat aku, berjanjilah kepadaku, biarkanlah aku tetap berada didalamnya dan tataplah kekasihmu hingga dia terperangah, bahwa bola matamu telah terisi dengan aku, bahwa bola matamu memiliki bayanganku, bahwa aku masih hidup didalam hatimu.

No comments:

Post a Comment