Friday 30 May 2014

Kenapa Saat Senja ?

Dibalik bayang senja, aku sedang menatap yang begitu merona. Deru terkadang membawa debu sebab angin selalu membawa rindu. Sore ini begitu indah dan langit begitu merah, aku pikir hanya hujan yang mampu membanting saka dan menariknya untuk kembali.
Daun telah banyak yang menguning sebab ini musim panas. Burung membuat formasi diatas langit, mungkin mereka sedang pamer jika mereka bersama sedang aku sendiri. Kendaraan kencang berlalu lalang dijalan, seharusnya aku merasa bising. Sepi seakan merantai.
Aku ingat, disebuah jalan dikota ini. Kita sedang duduk ditepiannya menikmati cangkir hangat yang kau dekap dengan jemarimu. Sebab hari itu larut dan hujan baru saja reda. Kita sengaja berlama lama saat malam merayap menuju pagi sebab orang tuamu sedang pergi, entah kemana. Kita bercerita ngalor-ngidul , entah apa saja yang keluar dari mulut kita. Sesekali kau  terdiam dalam kata dan sesekali aku tenggelam dalam mata.
Indah perkara sederhana, seakan bersama penangkal petaka. Aku dn kamu yang menikmati setitik gerimis setelah hujan tak lagi ada sendu dicelahnya. Bahagia tak lagi hal sulit untuk didapati ketika cinta menerka rindu hadir disisi nirwana.
Tapi seolah waktu berusaha merampas semua bahagia yang ada pada kita, waktu terlalu menina bobokan kita, mimpi adalah nyata dan begitu sebaliknya. Ketidak terimaan dari nyata kini menampar kita. Aku dan kamu begitu beda seolah tak ada sama yang menguatkan kita. Ego menjadi bumbu penyedap rasa entah kemana bahagia tercecer sekarang.
Aku dan kamu tak lagi kita. Aku pikir itu indah namun logika selalu salah dan perasaan yang memenangkannya. aku tumbandalam keterpasrahan dan sekarang tunduk pada kebaikan yang mengecoh. Tidak kah kau bahagia disana ? Semoga tidak.

No comments:

Post a Comment