Monday 23 June 2014

Jawaban Semesta (Tentang Dirimu)

Bagaimana tidak bahagia ?
Candamu selalu ada.
Tawamu tak lepas dari daun telinga.
Bagaimana tidak mencinta?
Sebab denganmu hidup bahagia.
Dan karnamu, aku setengah gila.
Bagaimana tidak sempurna ?
Aku telah menjadi utuh ketika kamu ada.
Kamu berupa jawaban dari setiap pertanyaan semesta.
Bagaimana aku tidak candu ?
Sebab engkau, aku lupa rasa pilu.
Pada peluk aku memburu.

Aku bertanya pada diriku tentang segala yang ada dikepalaku.
Dan entahlah,jawab datang dengan segera seperti peluru.
Mungkin karena kamu jawaban sementara aku jawaban, sebab kita telah menjadi satu.
Mungkin karang akan hancur oleh ombak, namun kamu desir sementara aku ilalang yang menari bersamamu.
Kau, adalah misteri yang terpecahkan.
Jawaban dari setiap pertanyaan.
Potongan yang diciptakan untuk menyempurnakan.

Aku.

Saturday 21 June 2014

Bertemu Senja, Melepas Rindu

Aku menemuimu lagi,senja.
Semburat jingga diujung khatulistiwa.
Banyak rindu perawan dan jejaka menumpuk disana.

Bukankah ini janjiku kepadamu ?
Untuk menemuimu yang berperan di parodi waktu ?
Yang melucu di batas tumpukan rindu.

Waktu telah banyak berubah,senja.
Namun entahlah, indahmu tak termakan usia.
Indahmu tak termakan karma.

Senja,kau tahu jika aku menemuimu aku merindunya.
Sebab dulu aku menemuimu bersama dia.
Dan karena aku merindunya, aku mengambil sisa sisa yang kutitipkan padamu.

Rindu ini bertumpuk, tatkala aku ingin menemuimu untuk menerbangkannya.
Biar saja dia dihempas badai.
Biar saja dia berserak saat angin sudah tak mau membawanya.

Peparuku penuh dan aku ingin bernafas lega.
Senja, mengertilah sesak menyimpan rindu kepadanya.
Mengertilah, nafas ini sudah tercemar rindu.
Semesta nanar menatapku.

Senja,ijinkan aku melepas rindu.
Hidupku masih panjang, aku tak mau memikul sesal.
Senja,ijinkan aku melepas rindu.
Mungkin dengan begitu langkahku ringan.
Mungkin dengan begitu tak ada cinta yang tertinggal.

Wednesday 18 June 2014

Metamorf

Musim semi tiba,banyak pucuk daun yang segar tumbuh,kita ulat bulu yang menempel didaun hutan. Kecil hijau menggeliat penuh semangat. Tatkala surya menyapa kita sering menemui embun, sisa cumbu antara malam dengan belantara. Dingin tak terasa,sebab bersamamu aku tak menemukan rasa lain kecuali bahagia.
Aku suka kamu yang seperti halnya alam. Rambutmu adalah ombak lautan yang dibawa angin sebelum pasang. Parasmu seperti oasis ditengah padang pasir. Bisik yang kukenali ketika angin bertiup ke timur membawa awan datang. Aroma tubuhmu yang lebih segar dari suasana pagi dimusim panas.
Kita tak lebih dari ulat bulu yang bahagia bila berdua. Mungkin kita tidak indah,namun bahagialah yang mengindahkan adanya kita.
Namun proses memisahkan kita,seperti halnya ulat bulu yang metamorfosa menjadi kupu kupu. Aku ingin kita bersama, namun kau ingin lebih dulu menjadi dewasa. Sebab mungkin kupu kupu lebih cantik dari ulat bulu. Tapi tidakkah lebih indah jika kita selalu bersama ?
Kini kau menghilang ditelan kepompong sialan. Aku kesepian, sebab kehilanganmu tidak pernah terfikirkan sebelumnya. Aku seperti ditampar kenyataan. Sekarang aku ulat bulu yang berpetualang menyusuri hutan sendirian sebab kamu menghilang ditelan kepompong sialan. Aku kesepian.
Tanpamu rimba yang aku langkahi terasa sepi, tak ada pekik yang menggaung sebab isak yang sedari tadi bergulung dan lari ditenggorokan.
Sebab kini engkau telah terbang,menari bersama alam, mengecup manis bunga dipucuk pepohonan. Sebab engkau bersayap dan maka dari itu kau terbang dan tenggelam didaun daun diatas hutan.
Baiklah,aku ingin terbang menghampirimu yang bergelayutan dibunga bunga maple yang bermekaran. Aku ditelan kepompong sebab aku ingin terbang mencarimu sembari memikul rindu yang menumpuk. Ya aku merindumu,sebab aku malu, aku hanya ulat bulu sedangkan kau kupu kupu. Aku malu bertemu kamu.
Kini, kau terbang aku diselimuti selaput jalang. Suatu saat,ketika aku sudah menjadi kupu kupu akankah aku menemukanmu,sebab kau telah meninggalkanku,jejakmu tersapu angin langkahmu terhapus waktu. Aku ingin menemuimu setelah menjadi kupu kupu. Namun, dimana kamu aku tidak tahu.

Friday 6 June 2014

Diam

Diam.
Cinta diam diam.
Diam diam membawa luka.
Diam diam membawa lara.

Diam.
Cemburu hanya mampu diam.
Diam diam mencari tahu.
Diam diam kecawa tanpa hulu.

Diam.
Sunyi yang begitu diam.
Diam diam mengucap cinta.
Diam diam mengukir nama dikepala.

Diam.
Aku hanya bisa diam.
Tidak tahu kenapa aku hanya diam.
Tidak tahu kenapa cinta menarik kelam.
Diam diam hati bersemayam.
Diam diam aku pergi dengan diam.

Tuesday 3 June 2014

Gaung Dawai Senja

Jingga, ketanpaanmu di senja masih saja jadi perkara. Kudengar bunyi air yang menggaung menetes dari pipi ini, dulu merindumu tak sesakit ini. Kini mendambamu menggurat luka, menyisihkan segala tawa yang dulunya hadir kini sirna ditelan durjana.
Senja berdawai dan kamu gaungnya. Tanpamu senja tak berirama, tanpamu senja tanpa jingga.
Kini malam hadir, bintang berderet membuat gugusan. indah senyummu hanya sampai disemburat senja yang terakhir. Aku benci ucap selamat tinggalmu saat senja dimusim panas, jarak bukan perkara mudah,sebab dekaplah yang kuinginkan darimu.
Aku benci dingin dimalam sebab tanpamu hangat tak lagi menyapa, tidakkah kau kasihan padaku yang ringkuk dalam gigil ? Beruntung hatiku tak dapat beku dan membatu, tempat kau hidup dan menari.
Sekarang aku mohon untuk kau kembali, senja telah merindukan jingga sejak lama. Aku mohon kau kembali, kau telah pergi tanpa alasan bagiku selamat tinggalmu hanya kiasan. Kembalilah dan satukan kembali indah senja dan jingga, bukankah kita ada karena restu semesta.

Monday 2 June 2014

Tidurlah

Saatnya untuk kamu dapat terlelap. Pada mimpi manis yang tak berujung.
Terkadang,kenyataan begitu ingin menerkam. Maka dalam lelap sirna segala tekanan.
Tidurlah,bulan menggantung indah malam ini. Biar saja aku bercerita kepada langit, biar saja aku hanya ditemani pendar bintang.
Tidakkah kau pernah memimpikan aku dalam tidurmu ? Dalam bahagiakah ? Atau aku seperti kesatria yang menolongmu dalam ketakutan ? Aku hanya menebak.
Sekarang tidurlah, atau mungkin sudah tidur. Ini sudah hampir pukul satu, sebentar lagi matahari melompat dari sudut dan tidak ada orang yang terlelap lagi.
Maka,dalam kantukmu sayang. Tidurlah. Sebab esok tidak ada lagi mimpi yang dapat kau temui. Sebab esok cinta tak lagi jadi mimpi, tidurlah