Thursday 30 October 2014

Hujan Yang Menghujani Rumahmu

Semesta hanya bergeming, pada malam yang telah dihujani rindu.
Tidak ada angin yang berhembus.
Semoga hujan juga telah menghujani rumahmu, agar kau tahu rinduku ini riuh memanggil kamu.
Semoga ditempatmu terasa dingin, maka begitupun aku yang merasa seperti itu.
Ketanpaanmu membekukan diri.
Sebenarnya aku ingin memohon, atau mengemis, sebab kekosonganku hanya bisa diisi kamu.
Daun jatuh pada tanah yang masih basah, begitupun aku yang akan cepat digerogoti belatung brengsek.
Lalu bagaimana lagi aku membunyikan rinduku ?
Ucapku sudah berantakan.
Aku, tak tahu lagi bagaimana aku merangkai kata kataku.

Monday 27 October 2014

Jika Cinta Adalah Kamu

Jika cinta adalah kamu, ijinkan aku mencintaimu.
Jika cinta adalah kamu, maka rindu adalah peluru.
Jika cinta adalah kamu, senyum itu pastilah untukku.
Jika cinta adalah kamu, aku akan tahu untuk apa degup ini hidup.
Jika cinta adalah kamu, nadi nadi surga bergemuruh untukmu.
Jika cinta adalah kamu, seharusnya kamu tahu.
Jika cinta adalah kamu, maka matiku jika kehilanganmu.
Jika cinta adalah kamu, kumohon kembali dan hidupi aku.

Kopi Sabat

Adalah aku, yang merindukanmu terlalu dalam.
Adalah aku, yang menantimu datang pada pagi dengan secangkir kopi.
Adalah aku, yang tak berkesudahan merapalkan namamu, pulang, dan sayang.

Jika ada yang menggambarkan rindu pada sebuah pagi, itu kopi.
Yang hangat dan tanpa gula.
Yang harumnya sudah kukenali.
Yang didekap erat jemari hilangkan gigil dipagi hari.
Yang pekat, sebab pagi menarik fajar. Sebab gelap tak lagi semburat.

Kau adalah kopiku dipagi sabat.

Tentang Jodoh

Aku selalu yakin, bahwa jodohku sedang bersembunyi, seperti bintang dilangit malam ini. Bersembunyi dan malu.
Sebenarnya aku penasaran akan seperti apa bentuknya, rambutnya panjang atau pendek, suka dengan kopi yang diberi gula setelah diseduh juga ?  Atau kamu memang tidak menyukai kopi ? Lalu bagaimana dengan teh atau buku ? Kau menyukainya ? Lalu bagaimana kamu akan datang ? Aku yang menunggumu atau aku mencarimu ? Sebab ketahuilah, satu langkahku menujumu, satu langkahmu menuju padaku.
Jangan datang dengan dengan tergesa, nikmati dulu hidupmu, buatlah beberapa cerita seru didalamnya untuk kau ceritakan kepadaku nantinya. Tapi tenanglah, aku tidak akan menanyakan atau meminta untuk kamu bercerita hati mana saja yang sudah sempat kamu singgahi. Sebab ketahuilah mereka hanya anak tanggamu menujuku, jodohmu.
Beritahu aku jika kamu akan datang, biar aku bersiap untuk menyambutmu. Semoga saja aku tidak tuli saat itu, ketika kamu datang dan mengetuk pintu hatiku agar kau tak menunggu terlalu lama untuk aku membukakan pintunya. Aku takut jika kamu bosan dan kamu pergi, lalu aku menunggumu lagi, menghabiskan waktuku sendiri lagi. Sendiri.
Tentang jodoh, dia adalah ketidak tahuan yang selalu aku doakan. Semoga Tuhan masih menjaganya untukku dan memberikannya saat aku benar benar siap menerimanya dan mampu menjaganya. Karena aku takut jika Tuhan marah kepadaku jika aku tidak mampu untuk itu.
Tentang jodoh, mungkin saat ini aku masih benar benar brengsek untuk memilikinya, tapi saat aku siap dan dia datang, aku bersumpah untuk selalu setia padanya, segala milikku adalah milikmu. Dan segala yang dia miliki akan kujaga dengan baik.
Tentang jodoh, aku tidak mengharapkannya datang dengan kesempurnaan, sebab akupun tak akan pernah sempurna, karena dia adalah yang menyempurnakanku, yang membuatku utuh, tanpa kecompangan.
Tentang jodoh, aku tak tahu siapa dia, bagaimana wujudnya, pula bagaimana dia datang. Mungkin dia pernah datang namun tak ku pedulikan. Mungkin dia pernah datang namun aku sia siakan. Jika benar, maafkan aku. Kelak jika aku sudah siap, dia akan kembali dan aku tidak akan menyia nyiakannya lagi. Tidak akan acuh lagi.
Tentang jodoh, sebab yang dipersatukan Tuhan tidak dapat dipisahkan siapapun. Maka tenanglah, sampai mati dia tak akan pernah takut sendirian. Sebab aku akan selalu bersamanya.

Tuesday 21 October 2014

Kamu Nakal

Kamu nakal, sesukanya saja bermain main di otakku kemudian pergi.

Kamu nakal, membuatku candu hanya dengan menarik tiga otot pada bibirmu, membuat senyum indah yang kupikir hanya untukku.

Kamu nakal, seenaknya saja meniupkan harapan untukku dapat memilikimu, padahal belum tentu.

Kamu nakal, membuat pekik pekik yang mudah kurekam, kemudian dia memutar suara tersebut lagi saat kau tak ada.

Memang kamu ini nakal, datang dan pergi sesuka hati, sementara aku berharap kamu selalu disisiku

Monday 13 October 2014

Sepertinya, Aku (tidak) Merindukanmu

Labirin kebingungan.
Tak ada seorangpun yang tau mengapa.
Tembok tembok ini tak menggemakan sesuatu.
Hari tak akan berganti sepertinya.
Tak akan berganti.
Tak akan.
Hanya riuh yang tersuar.
Tidak ada makna terdengar.
Mungkin hanya riuh.
Mungkin hanya lisan.

Aku tak merindukanmu.
Aku bersumpah tidak.
Disetiap kerling matamu aku lupa.
Disetiap pekik diujung tawamu tak ada.
Disetiap geliat lidahmu, aku tak merasa.
Tenanglah, sepertinya aku sudah tidak merindukanmu.
Sepertinya tidak.
Sama sekali tidak.