Friday 14 October 2016

Memanggilku Malam

Kini kau memanggilku malam, sebab yang kusisakan padamu hanya kelam.
Kini pagi mengintip, embun embun berjatuhan ke tanah namun tetap saja aku adalah malam.
Bagimu siang itu tak ada untukku, sebab kau menyumpahiku agar tak akan pernah sinar menyinariku.
Kini didalam malam aku membuat pesta, gemerlap menyeruak gelap. Menggantungkan pagi dibalik tirai yang akan kubuka setelah usai.
Bagimu roda akan berputar cepat dan mendoakanku tergilas kemudian sekarat.
Kini aku berdiri, menatap kesegala arah. Bersombong diri, membuat segala yang kau sumpahi salah.

Sebab aku tak bersalah, waktu menggilas kita. Bukan aku menyerah, namun semua tak lagi sama.

Katamu, aku bukan aku yang kau kenal dulu. Kataku, kau membuatku menjadi yang kau mau.

Apa yang salah, kau menyumpahiku. Meneriaki segala serapah padaku.
Lalu...
Lalu setega itu kau tinggalkan aku ?

Sebab aku benci menjadi aku yang kau mau. Aku adalah diriku. Aku adalah milikku. Aku hanya ingin menjadi aku. Aku yang dulu, yang begitu jatuh hati padamu dan kini menjadi aku yang bukan diriku.

Mungkin aku menjadi aku yang kau mau, tetapi aku juga bukan lagi aku yang jatuh cinta padamu.

Maafkan aku.