Wednesday 14 May 2014

Pagi yang Masih Larut Jauh Setelah Senja

Pagi yang larut jauh setelah senja
Aku yang bergeming diambang batas dosa meratapi segalanya yang terjadi
Bangku bangku yang dingin diselimuti embun ,tempat dimana aku duduk ditaman kota ini
Lampu yang berpendar temaram kini telah padam meski cahaya matahari belum menyusup di gerombolan gelap pada hari yang disebut pagi
Aku terdiam disini menikmati semua keheningan ini ,diam menatap segala aktifitas disekitarku
Para pelacur yang bercanda diheningnya pagi
Para gelandangan yang terlelap menghindari kemunafikan dunia ini
Para kuli yang sibuk memberesi tenda tenda makan yang berjajar mengelilingi
dan Aku hanya menatap nanar pada cerminan diriku dikaca kecil pada motorku
Rasa lelah setelah menempuh perjalanan yang cukup lama tak sedikitpun menyayukan mataku
Meski aku melamunkanmu yang tlah berlalu ,kenangan yang sudah dianggap basi untuk dikenang tak membosankan otakku
Bulan bersinar tak utuh seperti menertawaiku,seperti membaca otakku ,menggali kenanganku bersamamu,seperti membuka kotak hitam yang tak seharusnya terbuka dan kini telah terbuka seutuhnya
Entah kenapa aku disini ,tak seperti biasanya , ceria dan penuh canda
Bagaimanapun aku tak berdaya jika ada yang sedih dihadapanku
Bagaimana aku dapat menghibur seseorang jika aku tak mampu menghibur diriku sendiri
Sekalipun aku menggunakan topeng annonymous,orang akan melihat gerakku dan membacanya ,aku lesu dan bahkan aku tak mampu mengistirahatkan diriku
Aku tak pernah menyalahkan dirimu , memang aku yang terlalu menekan mimpiku terhadapmu
Terbanglah,lupakan aku ,biar aku disini sendiri menjaga harap yang tetap kupegang erat selain pistol ditangan kiriku

No comments:

Post a Comment