Wednesday 14 May 2014

Krisan II

Hari berlalu dan aku masih memupuk keberanianku untuk memulai sebuah pembicaraan dengannya. Aku ? Aku tetap hidup beserta segala kagumku tentang dia
"Krisan ! lihatlah aku disini, lihatlah aku"
Teriakku dalam hati yang aku tujukan kepada Krisan yang selalu sibuk bercanda dengan temannya . Hanya hati ini yang mampu berteriak, mulutku sama sekali tidak. semuanya seperti terpaku setiap aku menatapnya.
Lambat laun aku memaksa hatiku untuk berani, aku harus memilih sebuah tindakan ,hari ini atau tidak sama sekali. Aku mencoba menata kata demi kata untuk memulai pembicaraan dalam otakku. Memikirkan setiap kataku,agar tidak menyinggung atau membuatnya terganggu. aku benar benar memikirkannya . Sampai tiba tiba….
"Hai"
Kata itu,hanya kata itu yang mampu kukeluarkan saat memulai pembicaraan . Astaga dia membekukanku sekali lagi dengan parasnya ,aku seperti dibodohi hanya dengan parasnya.
Apa yang terjadi pada Krisan ? Dia tersenyum , untuk pertama kalinya senyumnya ditujukan untukku. Tuhan seperti menggambarkan betapa indahnya taman eden dengan senyum Krisan. Sejenak kemudian Krisan menjawab dengan lembut..
"Ya ?"
Astaga dia menjawabnya. Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan . Namun aku tak tahu kenapa tiba tiba badanku berbalik dan berjalan menjauh dari Krisan. Mungkin aku masih terlalu gugup untuk menghadapinya
Aku pikir hari ini adalah baik. aku berani memulai sebuah pembicaraan dengannya meski tak cukup berarti . Aku akan memngingat hari ini. hari pertama Krisan mengucapkan kata dan melempar senyum kepadaku
Krisan,semoga kaulah temanku yang aku ajak berbagi cerita saat aku tua yang dimulai dari satu katamu hari ini, “YA”

No comments:

Post a Comment