Wednesday 14 May 2014

Rasa Kopi

Aku merasa ada yang baru, ketanpaanmu yang membuatnya dan cangkir kopi menertawaiku.
Hebat sekali,sering kesendirian membuatku nyaman,namun ketanpaanmu membuat yang kosong menjadi hampa,aku ringkuk.
Pagi yang masih terlalu aku terjaga, berharap kau memecah hening melalui dering ponselku yang aku tunggu,namun tidak.
Jika aku adalah Tuhan,kamu adalah fajar yang aku tarik,senja yang aku jaring dan terik yang aku topang,aku rakus jika ini tentangmu.
Tanpamu jantungku berdetak tanpa alasan,mata yang menyorot penuh memelas, dan nafasku tersandung sandung ditenggorokan.
Tanpamu membuat semuanya berbeda,namun aku tak dapat membenci ketanpaan ini atau hal yang mengandung kamu.
Aku terseok dalam perjalananku sekarang,haruskah sekarang aku merangkak agar aku tak jatuh,jatuh dalam penyesalan aku pernah meninggalkanmu.
Sudahlah,mungkin kau sedang menata mimpimu,terlalu sibuk terhadapnya. Sudahlah biarkan aku berdiam dan menunggumu.

No comments:

Post a Comment