Friday 5 December 2014

Ketumbanganmu

Sebab debar ini milikmu.
Lalu bagaimana aku bisa hidup tanpamu ?
Sela jariku pernah terisi oleh jarimu.
Kita seperti puzzle yang saling mengisi.

Butir hujan jatuh menghantam tanah dan bagaimana aku yang tak bisa menatapmu yang tengah tergeletak.
Rebah, kau rebah dalam keputus asaan.
Tumbang dalam takdir yang hanya kau pasrahkan.

Lihatlah tanganku yang mengulur untukmu.
Aku ingin membangkitkanmu.
Jangan pasrah dengan keadaan, kau bukan kaca yang sudah tidak bisa utuh setelah jatuh.

Kumohon, bangkitlah dan raih tanganku.
Sebab aku adalah yang menuntunmu pada bahagia tanpa ujung.
Namun aku tak lagi menerima sambut, seperti dulu.

Mungkin sepertinya hadirku tak lagi berarti.
Seperti kopi yang berdiri diantara tawa.
Yang hanya dibiarkan dingin.
Sampai sadar.
Keterlanjuran membuatnya tak lagi dapat dinikmati.

No comments:

Post a Comment