Friday 13 February 2015

Dialog Cermin

"Bisa tolong katakan, aku ini pria seperti apa ?" Cermin mengacuhkanku saat aku bertanya. Bayanganku tak begitu nampak didalamnya. Ruangan ini tak cukup terang baginya untuk menampakkan diriku yang lain. Diriku yang didalam cermin, yang tak lelaki maupun perempuan. Yang tak peduli dia siapa. Yang tak bahagia maupun berlinang airmata.
Sebab diriku yang lain terpatri didalam cermin, yang sesekali kupandangi matanya yang kosong, yang sesekali aku memujinya tampan. Yang sesekali menelanjangi aku yang naif diluar cermin. Dia nampak dingin, pupil matanya melebar mencari sedikit cahaya agar matanya mampu menatapku jelas dengan kekosongan. Bibir yang tak mengembang ataupun menguncup. Yang tak tersenyum maupun bermuram durja.
"Katakan siapa aku ?" Aku sekali lagi bertanya padanya. Dia yang didalam cermin. Aku yang terperangkap pada dimensi lain. Dia masih diam, menatapku tajam. Aku tak menemukan jawaban, sebab dia masih diam. Apa dia bisu ? Apa dia tak mengenal aksara ? Bukankah dia adalah aku yang lain ? Apa mungkin karena dia masih terperangkap didalam cermin ?
"Kumohon, aku tak tahu siapa aku. Jika kau tahu, beri tahu aku." Aku menunjuk diriku, dia menunjuk dirinya secara bersamaan.
"Aku ?" Kembali kutunjuk diriku dan dia menunjuk dirinya. Dia tersenyum, dan aku mulai mengerti.
Aku adalah aku, aku bukan siapa siapa. Sebab aku hanyalah diriku, yang tidak ditambah pula disusut. Aku adalah aku, yang kosong, yang tak bertuan dan tak memiliki hamba. Aku adalah tuan bagiku dan hamba bagi diriku sendiri. Aku hanya aku, aku bukan orang lain bagi diriku. Sekalipun penilaian menganggapku berubah, aku tetaplah aku.
Kembali aku menengok kearah cermin, bayangan itu kembali menjadi bayangan. Cermin itu kembali menjadi pantulan. Aku yang lain sudah bersembunyi didunianya kembali. Mungkin dia menertawaiku yang naif dengan diriku sendiri sekarang.

No comments:

Post a Comment