Thursday 3 July 2014

Maaf Tentangnya

Maaf, hatiku mati.
Sebab rupa rupanya mencintaimu adalah bohong.
Aku berdosa, sebab aku berbohong.
Aku berbohong pada diriku.
Bahwa kau dapat hidup didalamku.
Sebab aku telah mati.
Otak dan hatiku sudah busuk.
Aku hanya bernafas dan berjalan.
Namun aku telah mati.

Maaf, memberimu luka.
Sebab dia masih hidup didalam aku dan kau tak bisa menggantikannya.
Sebab aku berdusta telah berkata bahwa aku mencintaimu, namun hatiku tetaplah dia.
Maaf aku hanya memberimu luka.
Mungkin aku hanya menghidupkan kecewa, namun bukankah aku jujur jika telah mengaku tak mampu melepaskannya.
Sekalipun dia telah pergi, namun hatiku mengharapnya kembali.

Terima kasih, kau telah menamparku.
Bukan dengan tanganmu, melainkan tanyamu.
Tanya yang menyadarkanku bahwa aku belum meninggalkannya.
Jejak jejaknya masih ada diotakku.
Bukan hanya seperti tanah basah yang terinjak, jejaknya terukir.
Waktu yang dilalui bersamanya begitu menggaris.
Sebab aku tak menemukanmu baik di hati maupun pikiranku, aku mencari. Namun aku hanya menemukannya.
Maaf, aku telah memberimu kecewa.

No comments:

Post a Comment