Monday 23 November 2020

Hujan yang Hanya Sebentar

Terkadang hidup hanya seperti hujan yang hanya sebentar, yang membasahi tanah kering untuk basah sebentar. Seperti harapan mampu memberikan senyum yang kias. Melenggang begitu saja kemudian menghilang.
Pada hujan yang hanya sebentar, yang tak merubah bentuk langit mendung. Membuat orang bergegas untuk pergi dan pulang ketempat yang lebih nyaman. Redanya sejenak sebelum badai besar menghantam ke tanah, sebaiknya pergi sebelum tidak bisa kemana mana.
Hujan yang sebentar mungkin memberiku pesan untuk segera berpindah sebelum tidak bisa kemana mana lagi. Sebab terjebak di dalam hujan yang lebat tak melulu memberikanmu rasa nyaman. Tempat yang yang buruk hanya akan membuatmu tetap basah meski sedikit.

Hujan, tidak lagi tentang sepasang cangkir teh dan pembicaraan hangat kita lagi. Bukan lagi tentang peluk manja dengan sweater rajut kuningmu yang kedodoran. Bukan lagi tentang kecupan manis yang kita habiskan diatas ranjang.
Banyak masa yang telah terlampaui, dan kita bukan lagi manusia yang sama. Tidak, mungkin hanya kamu yang masih menjadi manusia. Sebab aku yang kini hanya makhluk yang tanpa rasa. Tidak ada lagi sedih yang ku rasa, namun bahagia juga perlahan sirna. Aku hanya sesuatu yang mati namun bernyawa. Sedih memang, tapi tidak apa apa.

No comments:

Post a Comment