Thursday 26 March 2015

Pesan Dari Rasa yang Tanpa Suara

Aku berada pada malam.
Dimana dingin mengutuki mereka yang sedang merindukan seseorang.
Selimut tak lagi menghangatkanku.
Beku menjalar di nadi nadiku.
Bagaimana kabarmu ?
Daun berserak ditepi jalan pagi nanti.
Sebab angin meniupi pepohonan malam ini.
Malam yang aku takut lewati sendiri.
Malam dimana aku memikirkan seseorang yang sedang membayangkan orang lain bersamanya.
Sebab itu menyakitkan.
Seharusnya kau tahu, bagaimana aku jatuh cinta padamu dan tak sanggup bangun lagi.
Bagaimana bisa kepedulianku kepadamu tak kau indahkan.
Aku tidak menuntutmu memekakan segala indramu.
Seperti halnya daun daun yang terbang ditiup udara, begitulah yang seharusnya yang terjadi.
Namun tidak.
Apapun yang kulakukan tak menghasilkan sedikitpun geming darimu.
Sedikitpun tidak.
Sama sekali tidak.
Lalu, apakah jawabnya tidak ?
Atas segala pertanyaan pertanyaan yang berputar dikepalaku.
Sebab kini kau memilihnya dan aku tak ada pilihan selain kamu.
Sebab sesungguhnya cinta bukan pemilih.
Kau memilihnya, aku memilihmu.
Tak ada yang seharusnya, tetapi aku hanya memilihmu.
Menjatuhkan hati harus menyadari kehancuran.
Semoga kau bahagia, bersamanya.
Sebab cinta adalah pengorbanan, jika kau tidak bersamaku, paling tidak kau bahagia.
Namun tidakkah kau bahagia saat bersamaku ?

No comments:

Post a Comment